Ingat postingan lama : "Akrab Dengan Ketidaknyamanan", tapi :
Tidak bisa membayangkan bagaimana seorang "pemain baru" di rimba raya lalu lintas Jakarta itu bingung mau jalan apa tidak. Traffic Light seperti tidak punya wibawa, tidak punya kharisma. Lampu sudah menyala hijau, tapi masih saja pengendara lain memaksa jalan walaupun gilirannya masih lampu merah. Belum lagi metromini, mikrolet, dan bajaj yang sering lupa nginjek rem. Seperti antah berantah.
Penikmat kendaaran umum, mikromini, mikrolet, bajaj dan lain sebagainya mesti terbebas dari penyakit jantungan dan banyak-banyak berdo'a sepanjang perjalanan. Jalan ugal-ugalan seperti jalan punya nenek moyangnya sendiri dan seperti tidak membawa penumpang anak-anak dan nenek-nenek. Seperti antah berantah.
Pengendara roda dua perlu keberanian, keahlian, berzig-zag menghindari ranjau-ranjau lubang di jalanan yang tertutup air hujan yang
siap memangsa korbannya. Walau sudah banyak memakan korban, tapi masih saja lubang-lubang itu menghiasi sepanjang perjalanan itu. Seperti antah berantah.
Seperti antah berantah . . .