Sabtu, 30 Oktober 2010

Mimpi Penjaga Malam

Demi mengetahui sang Boss akan pergi  nanti malam ke Singapura, Maing yang berpakaian lengkap pagi-pagi langsung menghadap  Bossnya tersebut. Dengan terbata-bata ia bercerita bahwa semalam ia bermimpi  pesawat yang ditumpangi Boss jatuh dan terbakar habis. Bossnya hanya manggut-manggut mendengar cerita anak buahnya tersebut.


Secara kebetulan juga Maing  melihat berita di televisi dan terjadi kecelakaan pesawat yang menuju Singapura. Pesawat itu jatuh dan habis terbakar. Maing bertanya-tanya dalam hati, Apakah Boss itu jadi berangkat ke Singapura tadi malam?


Tapi ia gembira melihat sosok Bossnya tersebut datang, dan menyuruhnya mengadapnya. Dengan berwibawa Bossnya itu berkata, "Tadi malam saya tidak jadi berangkat karena tiba-tiba kepala saya pusing berat dan demam". "Tapi sekarang kamu saya pecat!". "Kenapa saya dipecat Boss protes Maing kemudian?".


"Kamu khan penjaga malam, kenapa bermimpi?" jawab Boss yang langsung menikam jantung Maing.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Rindu Waktu Kecil

Kita kenang kembali masa-masa kecil dahulu, terasa amat sangat menyenangkan sekali. Begitulah penggambaran betapa indahnya kenangan waktu kecil yang mungkin tidak didapati anak-anak yang lahir sekarang. Banyak ruang-ruang terbuka tempat kita bebas bermain bersama teman-teman, bemain petak umpet, bentengan, slodoran, tak kadal, gundu, mengadu layang-layang, mengadu biji karet, bermain bola sambil hujan-hujanan, memanjat pepohonan, mencari ikan-ikan kecil di selokan yang berair jernih.

Terasa enak sekali menikmati jajanan waktu itu, sebut saja kue lupis, ongol-ongol, serabi, bubur sumsum, kue putu, kue rangi, rujak bebeg, es lilin, dan sebagainya. Terasa enak sekali kita merasakan jajanan tersebut dibandingkan jajanan sekarang walaupun sama tetapi sudah mengandung bahan-bahan pemanis buatan, pewarna dan pengawet makanan.

Begitulah suasana tempo dulu yang mungkin tidak kita temukan lagi di zaman yang serba intant dan individualis ini.

Kita Malas Berurusan

Jalan yang baru saja diperbaiki, yang tadinya jalan beraspal yang berlubang-lubang bukannya tambah baik, malah makin tidak karuan. Baru saja dikerjakan dengan pengecoran asal-asalan sudah banyak lubang bekas injakan kaki manusia. Dan jalan itu sudah kulewati tanpa perbaikan selama beberapa tahun. Lagi-lagi cuma bisa menggerutu dalam hati ketika melewati jalan rusak itu, tanpa tau dan akan berbuat apa.

Jalan bekas galian kabel dan pipa air minum yang sebelumnya rapih mulus menjadi benjol-benjol nggak karuan bekas penambalan lubang galian tadi. Akhirnya pengendara memilih-milih jalan yang mulus sambil menggerutu dalam hati. Lagi-lagi hanya bisa menggerutu, tanpa tau ataupun malas memprotes keadaan tersebut.

Lagi-lagi inikah hasil pekerjaan kita, dan sebatas ini yang bisa kita lakukan ?

Kamis, 14 Oktober 2010

Yang Punya Mobil Supir

Ada-ada saja sahabat supir saya bercerita. Katanya dia bilang bahwa yang punya mobil itu supir. "Ah, masa" tanya saya keheranan. "Iya betul, katanya kemudian".
Bercerita sahabat saya itu, katanya ketika ia hendak memarkir mobilnya di gedung perkantoran, Petugas keamanan pun menyapanya ramah."Parkir mobilnya pak, di sebelah sana. Sahabat saya pun mangut-manggut, dalam hati berkata bangga "mobil supir"

Ketia Boss mau pulang dan menghampirinya di ruang tunggu, berkata ramah juga si Boss, "Ambil mobil kamu, bapak mau pulang!". Dalam hati sahabat saya berkata, "mobil supir "

Begitu sahabat supir saya bercerita.

Rabu, 13 Oktober 2010

Akrab Dengan Ketidaknyamanan

Sepertinya kita sudah mati rasa sehingga kita tidak merasa bahwa banyak ketidaknyamanan-ketidaknyamanan yang kita rasakan. Seolah semua enjoy-enjoy saja kita rasakan dan menjadi keseharian kita. 

Sebut saja : ketika sedang berjalan kaki terasa debu mengepul ke udara ketika kendaraan melewatinya tetapi asyik saja kita melewatinya, kemudian menunggu bis yang lamanya minta ampun dan ketika datang penumpangnya sesak sekali hingga bergantungan di pintu-pintu bis, belum lagi orang-orang yang sengaja hilir mudik di kesesakan itu, entah orang-orang yang berpikiran kotor atau orang orang yang berpikiran jahat

Ketika berkendara roda dua kita harus berkonsentrasi mati-matian menghindari lubang di mana-mana yang kadang-kadang tertutupi genangan air, belum lagi kemacetan yang menghabiskan tenaga, biaya dan waktu dengan percuma. 

Semua serba antri berpanjang-panjang mengular-ular ketika membayar telepon, air, listrik, membeli karcis, membeli bahan bakar, membeli bahan pokok operasi pasar dan sebagainya.

Asyik saja kita menikmati pasar-pasar yang kumuh dan kotor, saluran-saluran air yang tersumbat hingga menyebabkan banjir, kali-kali yang menyebarkan bau tidak sedap, bahkan kita tidak peduli lagi apakah makanan dan minuman yang kita konsumsi mengandung bahan yang beracun atau tidak, dan masih banyak lagi ketidaknyamanan yang sudah kita tidak rasakan lagi. Mati rasalah kita.

Nyaman-nyaman saja kita menikmati semua itu?

Selasa, 05 Oktober 2010

Teknologi Lawan Teknologi


Tadinya saya tidak tau bahaya mendengarkan musik ketika tidur, tetap tetap saja saya melarang anak supaya tidak mendengarkan musik melalui HP sebelum tidur. Sering kali saya mengambil Head set yang menempel di kupingnya ketika tertidur dan mematikan musik yang selalu menemaninya sebelum tidur. Tetapi saya hanya bisa melarang dan tidak tau alasannya kenapa ?


Setelah membaca postingan sahabat blogger tentang bahaya mendengarkan musik ketika tidur, saya pikir inilah jawaban ilmiah dan masuk akal untuk melarangnya. Langsung saya copy paste artikel tersebut dan saya print, kemudian saya berikan ke anak saya, dan kebiasaannya itu langsung berubah. Anak saya tidak lagi mendengarkan musik dari HP ketika akan tidur.


Ah... ternyata teknologi harus dilawan dengan teknologi ...