Senin, 10 Mei 2010

Sudah Biasa Tersesat

Sudah biasa tersesat mencari alamat seseorang, entah alamat yang tidak lengkap, kita yang kurang sabar, dan orang yang pura-pura tak tahu ketika kita bertanya.

Sudah biasa tersesat memilih sekolah, jurusan atau pekerjaan. Entah itu ikut-ikutan teman, paksaan orang tua, atau juga nggak punya rencana untuk hidupnya. Seperti air mengalir saja, katanya.

Sudah biasa tersesat memilih pemimpin, dari pemimpin kelas bawah sampai kelas atas. Entah itu karena iming-iming uang, jabatan, atau pikiran yang buntu sehingga asal pilih saja.

Sudah biasa kita tersesat, atau bisa juga disesatkan.

0 komentar:

Posting Komentar

"Saya tunggu komentar yang membangun, terima kasih atas komentarnya"