Senin, 31 Mei 2010

Salah Siapa

Ketika mendapatkan anak, adik, ponakan kita tidak kreatif, tidak gemar membaca, malas mengerjakan PR, sukar mengerjakan matematika, yang membuat seolah-olah mereka yang sekolah kita yang keblinger. Mereka yang sekolah kita yang pusing dengan tugas-tugas dari sekolah.

Lalu siapa yang hendak disalahkan dengan keadaan ini. Orang tuakah, si anakkah, gurukah, atau sistemkah ?

Mari kita tanya pada rumput yang bergoyang!

Rabu, 26 Mei 2010

Keterbatasan Yang Anugerah

Coba kita bayangkan bila mata kita tidak terbatas penglihatannya. Sudah pasti ramai sekali mata kita melihat kuman-kuman menempel dan berterbangan di sekitar kita, atau kalau kita lihat ke atas langit sepertinya ngeri sekali melihat batu-batu angkasa berterbangan menuju bumi kita.

Begitu pula dengan telinga kita bila bila tak ada batas pendengarannya. Akan bising sekali kita mendengar suara yang rendah ataupun suara yang tinggi.

Jadi bersyukurlah keterbatasan yang anugerah.

Jumat, 21 Mei 2010

Dijajah

Anak : Mengapa kita tak mau dijajah, pak ?
Bapak : Karena dijajah itu menimbulkan penderitaan dan
kesengsaraan

Anak : Kalau kita masih menderita dan sengsara
berarti kita masih dijajah dong, pak ?
Bapak : ?^&')!@,<%

Kamis, 20 Mei 2010

Blogger Sejati

Ada kepuasan ketika mendapatkan sesuatu dari usaha sendiri. Begitu juga aku yang nge-Blog, cari sana, cari sini, ambil sana, ambil sini, tanya sana, tanya sini. Tapi masih saja ada yang kurang, maklum manusia, selalu tidak puas dengan apa yang sudah didapatkannya.

Apakah kepuasan bisa diukur dengan uang, atau menghasilkan uang. Masih terlalu dini untuk merumuskannya, tetapi biarlah waktu yang menjawabnya.

Jumat, 14 Mei 2010

Responlah Dengan Perasaan

Responlah Dengan Perasaan

Kita merespon setiap informasi yang kita peroleh melalui panca indera kita terutama dengan mata dan telinga. kalau kita merespon informasi yang diterima, seperti mendengar atau melihat informasi menyedihkan tentang guru, tetangga, teman, atau orang tua kita. Informasi itu kemudian kita respon dengan perasaan yang membuat kita bersedih atau mungkin juga menangis. Bisa dibilang tidak punya perasaan jika kita merespon hanya dengan respon yang biasa-biasa saja, masa bodoh, bahkan kita dibilang tidak berakal kalau malah kita tertawa mendengar informasi yang menyedihkan itu.

Sebaliknya kalau orang-orang bergembira, mengapa kita yang bersedih ?
Tidak Bisa Bahasa Indonesia

Di sela-sela obrolan panjang tak berujung tentang Pendidikan Nasional antara Bejo dan Asrul :

Asrul : Temanku nggak bisa bahasa Indonesia, Jo !
Bejo : Masa sich ?
Asrul : Betul, padahal udah dewasa.
Bejo : Emang temanmu itu baru datang dari luar negeri?
Asrul : Bukan !
Bejo : Emang temanmu dari kecil di luar negeri ?
Asrul : Bukan.
Bejo : Terus kenapa?
Asrul : Temanku SMA, pas kemarin Ujian, Nilai
bahasa Indonesianya dapat 3.
Bejo : oooooh begitu . . .

Rabu, 12 Mei 2010

Input Negatif atau Positif, Outputnya Positif


Kita merespon apa yang kita peroleh dengan hal positif atau negatif.

Inilah yang buruk, ketika mendapat kesenangan malah ia habiskan waktunya untuk sesuatu yang merusak diri sendiri. Padahal Banyak hal-hal positif yang seharusnya dilakukan dengan kesenangan yang ia peroleh ?

Beruntunglah orang yang merespon positif apa yang ia peroleh. Ketika menerima kebahagian ia akan bersuyukur, dan ketika mendapatkan musibah ia akan bersabar.

Senin, 10 Mei 2010

Sudah Biasa Tersesat

Sudah biasa tersesat mencari alamat seseorang, entah alamat yang tidak lengkap, kita yang kurang sabar, dan orang yang pura-pura tak tahu ketika kita bertanya.

Sudah biasa tersesat memilih sekolah, jurusan atau pekerjaan. Entah itu ikut-ikutan teman, paksaan orang tua, atau juga nggak punya rencana untuk hidupnya. Seperti air mengalir saja, katanya.

Sudah biasa tersesat memilih pemimpin, dari pemimpin kelas bawah sampai kelas atas. Entah itu karena iming-iming uang, jabatan, atau pikiran yang buntu sehingga asal pilih saja.

Sudah biasa kita tersesat, atau bisa juga disesatkan.

Sabtu, 08 Mei 2010

Jadilah Spesialis bukan Generalis


Seorang spesialis lebih memahami detil-detil suatu keahlian tertentu dibandingkan dengan orang yang mempunyai keahlian umum. Misalnya seorang montir spesialis motor Honda. Ia akan mengetahui lebih banyak hal-hal teknis hingga hal-hal terkecil yang membutuhkan keahlian khusus dari motor Honda dibandingkan motor lainnya, sehingga ia akan lebih mudah mendiagnosa kerusakan-kerusakan yang terjadi pada motor Honda dan dengan cepat mengambil kesimpulan untuk perbaikannya. Bukan berarti ia tidak bisa memperbaiki motor merk lainnya, karena cara kerja semua motor sama, hanya ada hal-hal yang menjadi teknis khusus pada setiap jenis merk motor. Seorang spesialis networking lebih mengetahui detil-detil jaringan seperti server yang dibutuhkan, media transmisi data yang baik, provider yang berkualitas, topologi jaringan dan hal-hal khusus lainnya yang tidak dipunyai seorang ahli komputer umum. Jadi kalau kita ingin menjadi seorang spesialis usahakan kita minat pada suatu pekerjaan dan bidang dengan pemahaman dan pendalaman hingga hal-hal terkecil dan khusus yang akan membuat orang akan menghargai ke-spesialis-an kita.

Seorang generalis ia tahu banyak hal tetapi hanya secara garis besarnya saja. Ia tahu tentang komputer tetapi tidak sampai mendalam, mungkin ia hanya bisa mengoperasikannya saja, ia tahu tentang kendaraan tetapi hanya tahu jenis, merk, harga, perawatan sederhana dan yang pasti bisa menggunakannya, ia tahu tentang bangunan, tetapi hanya tahu tentang desain ekterior dan interior yang menurutnya indah, ia tahu tentang makanan, tanaman, binatang dan lain sebagainya, tetapi yang ia tahu hanya luar-luarnya saja. Untuk seorang pengusaha atau yang berorientasi wirausaha bisa juga menjadi seorang generalis yang mengetahui banyak hal tetapai garis besarnya saja sehingga ia bisa memanage atau mengarahkan bawahannya untuk hal-hal yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya.

Tetapi kebanyakan orang kita adalah mempunyai orientasi pekerja dan jarang sekali yang mempunyai orientasi wirausaha, sehingga yang paling baik untuk kebanyakan orang kita adalah memahami bakat dan kemauan kita, lalu sungguh-sungguh dan tekun untuk mendalami hingga hal-hal terkecil dan khusus yang akhirnya kita menjadi spesialis pada satu bidang tertentu.

Dan jadilah seorang spesialis !!!