Senin, 10 Januari 2011

Miskomunikasi

Babe Mamat baru aja menyuruh Deden mantu barunya dari Garut untuk melihat genteng yang bocor, maklum masih musim hujan, ada aja genteng yang merosot dan bocor. Deden semangat-semangat aja naik ke atap rumah dan saking semangatnya tidak terasa matahari sudah terasa panas menimpa ubun-ubunya. Tapi, sebagai mantu baru dan mantu yang baik ia hanya menunggu isyarat dari bawah terutama dari mertuanya.

Mertuanya pun seperasaan dengan menantu barunya itu yang merasa hari sudah panas, dan ia hendak menyuruh menantunya turun beristirahat, maka dengan lemah lembut ia berkata setengah teriak kepada menantunya yang ada di atap rumah, "Den, turun dulu makan!",. Deden berkata dalam hati pucuk dicinta ulam tiba, lagi kepanasan dan kehausan ia langsung menyahut; "taraje". Mertuanya bangga juga punya mantu Deden, disuruh istirahat malah bilang "ntar aje"

Tunggu punya tunggu, Deden heran juga kok dari tadi nggak dikasih-kasih taraje padahal sudah disuruh turun. Sama juga dengan mertua, kasihan juga dan mengulangi deden untuk turun istirahat, dan dijawab dengan jawaban yang sama hingga tiga kali. Mantu dan mertua sama-sama bingung.

Minah istri Deden baru saja pulang dari pasar, dan ia heran melihat suaminya masih nongkrong di atap rumahnya, dan bertanya kepada babenya. "kok, Aa Deden nggak disuruh istirahat turun, be?. Babenya menjawab "Udah dari tadi, tapi jawabannya Ntar aje melulu". Ooh Minah baru sadar bahwa ada miskomunikasi antara mantu dan mertua. Mantu minta taraje (tangga) mertua taunya ntar aje (nanti saja).

0 komentar:

Posting Komentar

"Saya tunggu komentar yang membangun, terima kasih atas komentarnya"