Selasa, 22 Maret 2011

Bom Nasi Bungkus

Ajeng senang bukan kepalang melihat informasi bahwa ia diterima di perusahaan yang cukup bonafid. sesuai dengan nazarnya ia memborong 30 bungkus nasi beserta lauknya di warung langganannya. Ia masukkan bungkusan tersebut ke dalam tas rangsel besar. Ia bagikan kepada penjaga lintasan kereta, pengamen dan pengemis di perempatan lampu merah sesuai kata hatinya. Sebentar kemudian tersisalah 5 bungkus, kemudian ia teringat dengan orang-orang di kampusnya dulu yang perlu mendapat bagian. Naik bislah ia ke sana. Biar gampang bagiinnya, lalu, ia mengeluarkan bungkusan nasi dalam plastik keresek hitam tersebut dari rangselnya dan ia letakkan di bangku sebelahnya yang kebetulan kosong. 

Ajeng menyesali karena terburu-buru turun, bungkusan dalam plastik kresek hitam itu tertinggal dalam bis. 

Penumpang bis pun terkejut melihat ada bungkusan hitam tergeletak di bangku penumpang bagian belakang. Mungkin bom nih, pikir sebagian orang dalam bis tersebut yang trauma dengan bom-bom yang meledak belakangan ini. Langsung melapor kepada supir dan memberhentikan bis sambil menurunkan penumpang. 

Taklama kemudian penjinak bom datang dan mendeteksi bungkusan tersebut. Selang beberapa menit, mereka mengatakan bungkusan ini aman dan tidak mengandung unsur-unsur bom. lalu dibukalah bungkusan tersebut. Hah, ini mah nasi bungkus untuk meledakkan perut yang lapar. Ah, trauma bom bikin repot semua saja.

1 komentar:

"Saya tunggu komentar yang membangun, terima kasih atas komentarnya"