Rabu, 13 Oktober 2010

Akrab Dengan Ketidaknyamanan

Sepertinya kita sudah mati rasa sehingga kita tidak merasa bahwa banyak ketidaknyamanan-ketidaknyamanan yang kita rasakan. Seolah semua enjoy-enjoy saja kita rasakan dan menjadi keseharian kita. 

Sebut saja : ketika sedang berjalan kaki terasa debu mengepul ke udara ketika kendaraan melewatinya tetapi asyik saja kita melewatinya, kemudian menunggu bis yang lamanya minta ampun dan ketika datang penumpangnya sesak sekali hingga bergantungan di pintu-pintu bis, belum lagi orang-orang yang sengaja hilir mudik di kesesakan itu, entah orang-orang yang berpikiran kotor atau orang orang yang berpikiran jahat

Ketika berkendara roda dua kita harus berkonsentrasi mati-matian menghindari lubang di mana-mana yang kadang-kadang tertutupi genangan air, belum lagi kemacetan yang menghabiskan tenaga, biaya dan waktu dengan percuma. 

Semua serba antri berpanjang-panjang mengular-ular ketika membayar telepon, air, listrik, membeli karcis, membeli bahan bakar, membeli bahan pokok operasi pasar dan sebagainya.

Asyik saja kita menikmati pasar-pasar yang kumuh dan kotor, saluran-saluran air yang tersumbat hingga menyebabkan banjir, kali-kali yang menyebarkan bau tidak sedap, bahkan kita tidak peduli lagi apakah makanan dan minuman yang kita konsumsi mengandung bahan yang beracun atau tidak, dan masih banyak lagi ketidaknyamanan yang sudah kita tidak rasakan lagi. Mati rasalah kita.

Nyaman-nyaman saja kita menikmati semua itu?

0 komentar:

Posting Komentar

"Saya tunggu komentar yang membangun, terima kasih atas komentarnya"