Senin, 23 April 2012

Akrab Dengan Ketidaknyamanan

Rasa-rasanya alam bawah sadar kita sudah terbiasa dengan ketidaknyamanan-ketidaknyaman yang kita rasakan. Sebut saja : ketika berangkat atau pulang kerja, kendaraan penuh sesak entah itu bis kota, kereta api, angkot bahkan busway; yang berkendara harus berkonsentrasi mati-matian menghindari lubang di mana-mana yang kadang-kadang tertutupi genangan air, belum lagi kemacetan yang menghabiskan tenaga, biaya dan waktu dengan percuma; semua serba antri berpanjang-panjang mengular-ular ketika membayar telepon, air, listrik, membeli karcis, membeli bahan bakar, membeli bahan pokok operasi pasar dan sebagainya; asyik saja kita menikmati pasar-pasar kumuh dan kotor, saluran-saluran air yang tersumbat hingga menyebabkan banjir, kali-kali yang menyebarkan bau tidak sedap, bahkan tidak peduli lagi apakah makanan dan minuman yang kita konsumsi mengandung bahan yang beracun atau tidak. Dan masih banyak lagi ketidaknyamanan yang sudah kita tidak rasakan lagi. Dan akhirnya hampir kita tidak pernah mengeluh (mati rasa) atas semua ketidaknyamanan yang menjadi keseharian kita.

15 komentar:

  1. Mengeluh pun kaga guna juga, selaen menikmati ketidak nyamanan hal itu.. :)

    BalasHapus
  2. aseeek , semoga para petinggi melihat keluhan masyarakat ini gan

    BalasHapus
  3. hahahaha...artikelnya sederhana....tapi menarik....Lek Dis kang....oiya...lama nich ndak berkunjung disini...n maaf baru bisa berkunjung karena masih repot...hehehehehe...semoga sobat senantiasa diberi kesehatan....

    BalasHapus
  4. @mrofiudin : amin. Sama juga nih kang, ngeblog di tengah kesibukan yang padat. Salam sukses nih buat semua . . .

    BalasHapus
  5. @Full Version : Hello juga...

    BalasHapus
  6. Semuanya menjadi bisa karena sudah terbiasa, sayangnya hal yang biasa yang jelek ini tidak mau diperbaiki untuk berubah ke hal yang biasa yang baik (semoga nyambung hahay)

    BalasHapus
  7. @Arman: menjadi tugas kita semua untuk peduli, tapi yang lebih penting adalah tugas pemangku kekuasaan untuk merubah semua ini.

    BalasHapus
  8. ketidak nyamana yang kita rasakan itu dikarenakan niat dari para pemimpin kita di tampuk kekuasaan mereka bukan untuk melayani kita sebagai masyarakatnya melainkan untuk kepentingan,walhasil kebijakan yang di buat tak terasa untuk masyarakat kita,banyak sob,..contohnya. berkunjung juga di teknologi pengaspalan sob,..

    BalasHapus
  9. @zulham: benar kawan, malah sebaliknya, mereka yang ingin dilayani oleh rakyat, rasanya hampir kering tenggorokan kita memprotes ketidaknyamanan yang kita rasakan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih kang...
      tapi baguslah jika bisa menyesuaikan, daripada setres karena tidak bisa menyesuaikan...

      tapi bukan berarti harus diam, kita harus tetap menuntut pembenahan :-)

      salam semangat

      Hapus
  10. @Fikri; makasih, terus berjuang untuk perubahan . . .

    BalasHapus
  11. berharap..untuk kedepan nya...dapat lebih baik lagi ya sob... semoga :D

    BalasHapus
  12. @budi os: iya, kalo rakyatnya pintar, jujur, dan amanah, pasti pemimpin yang dipilih yang kaya gitu. sayangnya pemimpin juga cerminan rakyatnya...

    BalasHapus

"Saya tunggu komentar yang membangun, terima kasih atas komentarnya"